Senin, 23 Mei 2011

MODEL PEMBELAJARAN ADVANCE ORGANIZER AUSUBEL


Advance organizer adalah sebuah informasi yang disajikan sebelum pembelajaran yang dapat digunakan oleh peserta didik untuk menyusun dan menafsirkan informasi baru masuk.
Advance organizers juga sangat berguna dalam proses transfer pengetahuan. Karena alasan yang deduktif, siswa dapat menggunakan aturan maka contoh untuk pembelajaran terjadi.
Menurut Ausubel  (1963, 1977), seseorang memperoleh pengetahuan terutama melalui penerimaan bukannya melalui penemuan. Konsep, prinsip, dan ide atau gagasan dipresentasikan  dan diterima oleh seseorang, bukan melalui penemuan. Pandangan ini berbeda dengan Bruner, yang menyatakan bahwa belajar seseorang dilakukan melalui penemuan (discovery learning). Ausubel menekankan bahwa apa yang diketahui sebagai meaningful verbal learning, informasi verbal, ide-ide, dan hubungan diantara ide-ide, terjadi secara bersamaan. Rote mamorization tidak dianggap memiliki makna, karena bahan yang dipelajari melalui belajar cepat ini tidak berkaitan dengan pengetahuan yang sudah ada. Sayangnya, walaupun belajar secara cepat ini tidak efektif  banyak pelajaran masih nampak sedikit mendasarkan padanya. Ausubel juga mengajukan suatu model pengajaran ekspositori (expository teaching) untuk mendorong kebermaknaan ini bukan melalui belajar cepat. Exposition artinya menjelaskan, atau menyajikan fakta-fakta dan ide-ide).
Dalam pendekatan ini, guru menyajikan bahan ajar dalam suatu urutan sekuensial, terorganisasi, dan dalam bentuk menyeluruh, dan siswa menerima bahan yang dapat dipakai dengan cara yang paling efisien.  Semakin bahan itu diorganisasi dan terfokus, seseorang akan semakin belajar sepenuhnya. Ausubel sepakat dengan pandangan Bruner bahwa seseorang belajar melalui organisasi informasi baru dalam bentuk hirarkhis, atau sistem coding  (Woolfolk, 1990).  Ausubel menyebut konsep umum yang berada paling atas dalam sistem tersebut sebagai subsumer karena semua konsep-konsep lain termasuk di dalamnya. Lebih jauh, Ausubel menyatakan bahwa belajar perlu dilakukan secara deduktif, lawan induktif yang rekomendasikan oleh Bruner, yaitu dari umum ke khusus, atau dari kaidah (prinsip) ke contoh-contoh. Metode deduktif ini kadangkala disebut sebagai the rule-eg method (Woolfolk, 1990).
Istilah pengatur awal, advanced organizers,  dikenalkan oleh Ausubel ini untuk menyatakan tingkatan abstraksi yang lebih tinggi yang lebih bersifat inklusif daripada informasi baru yang dipresentasikan. Dalam arti sebenarnya pada saat Ausubel menggunakan istilah itu, advanced organizers ini artinya kesadaran siswa terhadap struktur pengetahuan yang sedang dimilikinya sehingga informasi baru dapat dikaitkan dengan pengetahuan sebelumnya. Advanced organizers diartikan juga sebagai kerangka isi pengait (Degeng, 1989). Saat ini, pengertian advanced organizers mungkin dianggap sebagai alat yang dapat dipakai untuk memberikan suatu bahan pendahuluan (preview) terhadap bahan yang dipelajari agar supaya membantu siswa mengorganisasi, mengingat, dan mengkaitkan dengan pengetahuan sebelumnya terhadap pengetahuan baru yang akan dipelajari. Borich (1988) menyarankan bahwa suatu advanced organizers mengenalkan tingkat perilaku yang paling tinggi  yang dihasilkankan oleh suatu sekuensi pelajaran dan terhadap hasil belajar yang disajikan pada saat itu akan memberikan kontribusi.
  Advanced organizers mencakup bahan pengajaran verbal sederhana, chart, diagram, dan peta semantik. Misalnya, seorang guru yang ingin mengajarkan tentang sejarah Amerika, mula-mula pelajaran dilakukan dengan cara mendiskusikan tentang pemerintahan Roosevelt yang merupakan awal pemerintahan masa lalu. Kelas ini diberikan melalui sebuah peta yang memberikan garis-garis besar unit-unit pembahasan. Untuk mengajarkan hal ini bisa dilakukan dengan peta konsep.
 Jenis advanced organizers yang memiliki aplikasi langsung dalam pembelajaran, the structural organizer, dikembangkan oleh Slater, Graves, & Piche (1985). Dalam suatu kajian yang melibatkan 224 siswa kelas sembilan (setingkat kelas II SMP di Indonesia) dan uraian bagian dalam teks sejarah, mereka menemukan bahwa suatu organizer, yang terdiri atas informasi yang terstruktur pada organisasi bagian teks, ternyata dapat mempermudah pemahaman dan mengingat bahan dalam bagian teks.
Cara penyajian bahan melalui advanced organizers memiliki tiga tahap kegiatan Joyce, & Weil, 1986; Joyce, Weil, & Showers, 1992). Ketiga tahap tersebut adalah sebagai berikut. Pertama, tahap penyajian atau presentasi advanced organizers. Kedua, penyajian atau presentasi tugas-tugas belajar atau bahan-bahan belajar. Ketiga, menguji hubungan bahan belajar terhadap ide-ide yang ada agar dapat menimbulkan suatu proses belajar yang aktif.

Kegiatan-kegiatan tersebut di atas dirancang dengan maksud untuk meningkatkan kejelasan dan kemantapan bahan belajar yang baru sehingga sedikit sekali pengetahuan yang hilang, rancau antara pengetahuan yang satu dengan lainnya, atau tetap membingungkan. Para siswa perlu mengoperasikan pengetahuan pada saat mereka menerimanya dengan cara menghubungkan bahan belajar yang baru itu dengan pengalaman pribadi siswa serta terhadap struktur kognitif yang ada, dan menggunakan pengetahuan secara kritis.

a.Penyajian Advanced Organizers
Tahap pertama, penyajian advanced organizers yang terdiri atas:
1) menjelaskan tujuan pengajaran;
2) menyajikan organizers, yang meliputi
Identifikasi atribut-atribut tertentu,
Memberikan contoh,
Menunjukkan hubungan, dan
Mengulang;
 3) membangkitkan kesadaran pengetahuan dan pengalaman siswa yang relevan.

Penjelasan tujuan pengajaran adalah suatu cara untuk memperoleh perhatian siswa dan memberikan orientasi kepada mereka terhadap tujuan pengajaran, yang keduanya penting artinya untuk mempermudah belajar bermakna. Penjelasan tujuan ini juga penting bagi guru dalam merancang pengajarannya.
Bahan organizers itu bukan sekedar suatu uraian singkat, sederhana; bahan itu merupakan suatu gagasan dan gagasan itu sendiri harus dieksplorasi secara tepat. Bahan organizers itu juga harus dibedakan dengan bahan pendahuluan, yang berguna dalam pelajaran, tetapi hal ini bukan advanced organizers. Bahan organizers itu dibangun atas konsep-konsep pokok dan atau proposisi-proposisi dari suatu topik atau pokok bahasan. Pertama, organizers itu harus dikonstruksi sehingga siswa dapat memahami apa organizers itu sebenarnya, yaitu sebuah gagasan yang berbeda dan lebih bersifat inklusif daripada bahan dalam bahan belajar itu sendiri. Hal yang paling pokok dari organizers itu ialah bahwa organizers tersebut merupakan suatu tingkatan abstraksi dan generalisasi yang lebih tinggi daripada bahan belajar itu sendiri. Tingkatan abstraksi yang lebih tinggi adalah hal yang membedakan organizers dengan ikhtisar pendahuluan.
Kedua, apakah organizers itu ekspositori atau komparatif (Mayer, 1979,1984), hal yang paling esensial dari konsep atau proposisi harus ditunjukkan dan dijelaskan secara cermat. Organizers ekspositori memberikan suatu pengetahuan baru sehingga siswa perlu memahami informasi yang akan datang. Suatu organizers ekspositori merupakan suatu pernyataan yang mengandung konsep subsumer, sebuah definisi suatu konsep umum. Sebaliknya, organizers komparatif  bersifat mengaktifkan, yaitu memunculkan kembali dari ingatan jangka panjang ke memori kerja. Dengan  demikian, guru dan siswa harus mengeksplorasi organizers dan bahan belajar. Bagi guru, hal ini berarti mengungkapkan hal-hal yang paling penting, menjelaskannya, dan memberikan contoh-contoh. Penyajian organizers tidak perlu panjang, tetapi organizers itu harus dimengerti (siswa harus menyadarinya), dipahami secara jelas, dan secara terus menerus dikaitkan dengan bahan yang diorganisasinya.

b.Penyajian Bahan Belajar  

Tahap kedua, penyajian tugas atau bahan belajar yang terdiri atas:
1) menyajikan bahan;
2) mempertahankan perhatian;
3) membuat organisasi secara eksplisit; dan
4) menyusun urutan bahan belajar secara logis.
Penyajian bahan belajar bisa dilakukan dengan cara ceramah, diskusi, film, percobaan, atau membaca. Selama presentasi bahan belajar kepada siswa perlu dibuat secara eksplisit sehingga mereka memiliki suatu pengertian secara keseluruhan tentang tujuan dan dapat melihat urutan logis tentang bahan dan bagaimana organisasi bahan itu berkaitan dengan advanced organizers.

c.Memperkuat Organisasi atau Struktur Kognitif
Tahap ketiga adalah memperkuat organisasi atau struktur kognitif yang terdiri atas: 1) penggunaan prinsip-prinsip penyatuan bahan secara integratif; 2) meningkatkan belajar penerimaan secara aktif; 3) menimbulkan pendekatan yang kritis terhadap bahan; dan 4) menjelaskan.
 Tujuan tahap ini adalah ingin mengendapkan pengetahuan atau bahan baru ke dalam struktur kognitif yang sudah dimiliki siswa atau struktur kognitif yang ada pada siswa. Hal ini dilakukan dengan jalan memperkuat organisasi atau struktur kognitif siswa. Dalam alur pengajaran yang berlangsung secara wajar, beberapa prosedur ini mungkin dikaitkan dengan tahap kedua. Namun demikian, Joyce, Weil, & Showers (1992) ingin menekankan bahwa mengolah kembali bahan baru merupakan suatu tugas pengajaran yang terpisah dengan serangkaian kegiatan dan keterampilan itu sendiri. Ausubel, sebaliknya, mengidentifikasi empat kegiatan, yang meliputi: 1) meningkatkan rekonsiliasi secara integratif; 2) meningkatkan belajar penerimaan secara aktif; 3) menimbulkan pendekatan kritis terhadap bahan yang dipelajari; dan 4) melakukan klarifikasi.
Ada beberapa cara untuk mempermudah pemaduan bahan-bahan baru dengan struktur kognitif yang sudah ada. Untuk mencapai hal tersebut, maka guru dapat: (1) mengingatkan siswa tentang ide-ide (melalui gambar besar); (2) meminta siswa membuat rangkuman dari atribut-atribut yang pokok atau  utama tentang bahan baru; (3) mengulang definisi secara tepat; (4) meminta siswa membuat perbedaan-perbedaan tentang aspek-aspek dari bahan yang diajarkan; dan (5) meminta siswa mendeskripsikan bahan yang diajarkan guna mendukung konsep atau proposisi yang sedang dipakai sebagai organizers.


d.Belajar aktif
Belajar secara aktif dapat ditingkatkan melalui:
(1) meminta siswa untuk menjelaskan bagaimana hubungan antara bahan baru itu dengan organizers;
(2) meminta siswa membuat contoh-contoh lain tentang konsep atau proposisi dalam bahan belajar;
(3) meminta siswa mengemukakan secara verbal esensi bahan, dengan menggunakan kalimat dan kerangka pikirannya sendiri; dan
(4) meminta siswa membahas bahan menurut sudut pandangnya sendiri.

Sebuah pendekatan kritis terhadap pengetahuan ditunjukkan dengan cara menanyakan kepada siswa mereorganisasi asumsi-asumsi atau acuan-acuan yang mungkin dibuat dalam bahan belajar, untuk menentukan dan mengajukan asumsi-asumsi serta membuat kesimpulan, dan untuk memadukan hal-hal yang bertentangan diantara asumsi-asumsi tersebut.
Dalam proses pembelajaran siswa berada dalam posisi proses mental yang aktif dan guru berfungsi mengkondisikan terjadinya pembelajaran. Pembelajaran didefinisikan sebagai pengorganisasian, penciptaan atau pengaturan suatu kondisi lingkungan sebaik-baiknya yang memungkinkan terjadinya belajar pada siswa. Pembelajaran juga diartikan sebagai proses belajar mengajar. Dengan demikian ada dua komponen utama dalam pembelajaran yaitu guru dan siswa yang saling berinteraksi.
Model pembelajaran diartikan sebagai suatu rencana mengajar yang memperlihatkan pada pembelajaran tertentu di kelas. Model pembelajaran sesungguhnya disusun untuk mengarahkan belajar dimana guru membantu siswa untuk memperoleh informasi, ide, ketrampilan, nilai, cara berpikir, dan mengekspresikan dirinya Model-model pembelajaran yang dikemukakn oleh Joyce & weii dalam bukunya Models of Teaching ada 23 model pembelajaran yang digolongkan dalam empat rumpun yaitu :
  1.  
    1. Behavioral Models, yang menekankan pada aspek perubahan perilaku didalam belajar. Dalam kelompok in terdapat moel-model pembeajaran Contingency, Management self control Though Operant Methoda training model, stress reduction dan Assertiveness training.
    2. Social Interaction, yang menekankan pada hubungan individu terhadap masyarakat atau orang lain. Model-model pembelajaran yang termasuk dalam kelompok ini adalah Group inventigation, role Playing , laoboratory training, social simulation dan social inquiry.
    3. Personal Source , yang penekanannya pada perkembangan individu yakni bagaimana individu membangun konsep dan mengorganisasikan realitas yang unik . Dalam kelompok ini terdapat model-model pembelajaran Nondirective Teaching, Synectics, Awarness Training dan classroom meeting model
    4. Informasi processing, yang penekanannya pada berpikir produktif menggunakan ketrampilan intelektual umum yang semuanya berasal dari akademik. Dalam kelompok terhadap model pembelajaran Concept Attainment, inductive thinking, inquiry training, memory model dan Advance Organizer Joyce et al (1971:2)
Dari keempat rumpun model pembelajaran ini hanya rumpun model pemrosesan informasi yang lebih efektif digunakan dalam pembelajaran TIK karena model pemrosesan informasi menekankan bagaimana seseorang berfikir
Model pemrosesan informasi terdiri atas model mengajar yang menjelaskan bagaimana cara individu memberi respon yang datang dari lingkungannya dengan cara mengorganisasikan data, memformulasikan masalah, membentuk konsep dan memecahkan masalah yang menggunakan simbol-simbol. Dengan demikian model pemrosesan informasi sangat tepat dalam pembelajaran TIK karena dalam mempelajari TIK menuntut untuk berfikir agar dapat memahami konsep fakta dan hukum-hukum serta dapat menerapakn konsep itu menghasilkan karya teknologi sederhana yang berkaitan dengan kebutuhan manusia.
Ausubel (dalam Dahar, 1996:117) dalam bukunya yang berjudul Educational Psychology A Cognitive View. mengungkapkan bahwa
“the most important single factor influencing learning is what the learner already knowns. Ascertain this and teach him accordingty.”
Kurang lebih pernyataan di atas berbunyi. Faktor yang paling penting yang mempengaruhi belajar ialah apa yang telah diketahui siswa. Yakinilah ini dan ajarlah ia demikian.. Dengan demikian konsep yang ada dalam struktur kognitif siswa sangat penting keberadaanya agar siswa dapat belajar dengan benar.
David Ausubel memperkenalkan konsep Advance Organizer dalam teorinya Advance Organizer mengarahkan para siswa pada informasi/materi yang akan mereka pelajari dan menolong mereka untuk mengingat kembali informasi yang berhubungan dapat digunakan dalam membantu menanamkan pengetahuan baru. Advance Oraganizer dapat dianggap semacam pertolongan mental dan disajikan sebelum materi baru.
Sebagaimana dikemukakan oleh Dahar (196: 118) bahwa penelitian membuktikan bahwa Advance Organizer meningkatkan pemahaman siswa tentang berbagai macam materi pelajaran dan lebih berguna untuk mengajarkan isi pelajaran yang telah mempunyai struktur kognitif relevan yang ada dalam diri siswa.”
Dari pernyataan di atas dapat diketahui bahwa pembelajaran dengan menggunakan model Advance Organizer dapat meningkatkan konsep siswa untuk berbagai macam konsep pelajaran dan akan lebih berguna jika konsep yang diajarkan oleh guru adalah konsep yang telah ada dalam struktur kognitif yang sesuai dalam diri siswa.
“Progressive differentiation means that the most general ideas of the discipline are presented first, followed by a gradual increase i detail and specificity, integrative reconciliation simply means that new ideas should be conciously related to previously learned content in the other word the sequences of curriculum is organized so that each succesive learning is carrefully related to what has been presented before . If the entire leraning material has been conceptualized and presented according so progressive differentiantion, then integrative reconciliation folllow naturally, thought not without some internt on teacher a part. Gradually, as a result of both principies the disciptime is built into mind of the learner” (joyce et al 1972:81)
Mengacu pada pernyataan diatas. Ide Ausbel tentang materi subjek dan struktur kognitif memilki implementasi yang penting dan langsung untuk prosedur pembelajaran . Dua prinsip diferensiasi progresif dan rekonsiliasi integratif disarankan untuk merancang konsep menjadi bagian yang utuh dari struktur kognitif siswa. Denga diferensiasi progressif gagasan yang paling utama dari konsep dipresentasikan dahulu, kemudian menjadi bagian-bagian yang lebih rinci dan khusus, sedangkan rekonsilasi integratif ide atau gagasan yang baru hendaknya dihubungkan secara sadar dengan struktur kognitif yang relevan yang ada pada siswa. Jika seluruh materi pembelajaran sudah dikonsep dan sudah disajikan menurut Diferensiasi progresif kemudian secara Rekonsiliasi integratif. Maka sebagai hasil dari kedua prinsip tersebut konsep akan terbangun secara utuh kedalam fikiran siswa.
“Advance oranizer are the primary means of strengthening cognitive structure and enhancing retention of new information. Ausubel describes Advance Organizers as introductory material presented ahead of the learning task end or a higher level of abstarction and inclusiveness than the material in the learning task with previously learned material (and also help the learner discriminate the new material from previously learned material) . the most effective organizer are those that use concepts , terms and propositions that are already familiar to the learner, as well as appropriate illustration and analogies.”(joyceet al 1972 : 81-82)
Mengacu pada pernyataan diatas . Advance Organizer mempunyai tujuan memperkuat struktur kognitif dan menambah daya ingat informasi baru. Ausubel menjelaskan Advance Organizer sebagai pengantar materi yang dipresentasikan terlebih dahulu dan berada pada tingkat observasi yang tertinggi , sehingga dapat menjelaskan, mengintegrasikan dan menghubungkan materi baru dengan materi yang telah dimiliki sebelumnya dalam struktur kognitif siswa. Pengorganisasian yang paling efektif adalah dengan menggunakan konsep dan proposisi yang telah dikenal sebelumnya oleh siswa. Pengorganisasian memperlihatkan gambaran dari isi materi yang harus disampaikan berupa konsep, proposisi, generalisasi, prinsip dan hukum-hukum yang terdapat dalam kajian bidang studi. Dengan merujuk pada pernyataan (joyce et al,1972 81-82) maka proses pembelajaran dengan menggunakan model Advance Organizer yang dikembangkan akan berpengaruh terhadap peningkatan pemahaman konsep TIK khusunya pada pokok bahasan penggunaan perangkat lunak pengolah angka.
“ the are two types of Advance Organizers-expository and comparative”
(joyce et al , 1972:82)
Maksud dari pernyataan di atas Advance Organizer terdiri dari dua bentuk yaitu Expository Advantace Organizer dan Cooparative Advance Organizer. Expositori Organizer digunakan jika akan menjalaskan suatu gagasan umum yang memiliki beberapa bagian yang saling berhubungan sebagai contoh jika kita akan menjelaskan tentang pengolahan data pada perangkat lunak pengolah angka maka kita terlebih dahulu diberikan penjelasan tentang bentuk-bentuk data. . Expositori Advance Organizer akan sangat membantu memperluas pemahaman konsep bagi siswa. Sedangkan Comparative Advance Oranizer dirancang untuk mengintereasikan konsep baru dengan konsep lama yang telah dimiliki oleh siswa dalam struktur kognitifnya dengan tujuan mempertajam dan memperluas pemahaman konsep. Sebagai contoh pada pengolahan data konsep perkalian berhubungan dengan konsep pembagian. Jika kita ingin menjelaskan konsep pembagian , melalui pemahaman terhadap perbandingan antara konsep perkalian (konsep lama ) dengan konsep pembagian (konsep baru) maka siswa akan mengintergrasikan konsep baru tersebut. Disini tampat posisi Advance Organizer merupakan suatu strategi untuk menjembatani apa yang telah diketahui oleh siswa dan bagaimana mentransfer pengetahuan yang telah dimilikinya pada situasi yang baru .
Model pembelajaran Advance Organizer menurut Ausubel memiliki tiga fase yaitu presentasi Advance Organizer, Presentasi tugas atau materi pembelajaran dan penguatan struktur kognitif . Dan setiap fase terdiri dari beberapa aktifitas.
  1. Presentasi Advance Organizer
  1. Mempelajari tujuan pembelajaran
Membangun perhatian siswa dan menuntut mereka pada tujuan pembelajaran di mana keduanya merupakan hal penting untuk membantu terciptanya belajar bermakna
  1. Menyajikan Organizer
Konsep utama atau proposisi dari disiplin ilmu atau kajian bidang studi harus dikonstrusikan sedemikian rupa sehingga siswa dapat menangkap gagasan utama.
  1. Menghubungkan Organizer dengan pengetahuan awal siswa.
Menumbuhkan kesadaran siswa tentang pengetahuan dan pengalaman siswa dalam kehidupan sehari-hari yang berhubungan dengan penyajian organizer agar siswa membangun struktur kognnitifnya.
  1. Penyajian tugas atau materi pembelajaran.
  1. Membuat oraganisasi dari materi baru secara eksplisit.
Siswa melakukan eksperimen yang berhubungan dengan materi baru agar siswa menemukan sendiri konsep baru kemudian dihubungkan dengan struktur kognitif siswa sehingga tejadi diskusi antara kelompoknya dan teman-teman sekelasnya.
  1. Membuat pesan logis dari materi yang dipelajari secara eksplisit siswa dapat menguraikan masalah pokok menjadi bagian-bagian yang lebih rinci dan khusus.
  2. Menyajikan materi dan melibatkan siswa dalam aktifitas belajar bermakna.
Siswa mampu menghubungkan pengalaman/ide siswa dengan pengetahuan baru agar pembelajaran lebih bermakna.
  1. Penguatan susunan kognitif
  1. Menghubungkan informasi baru sebagai Advance Organizer
Siswa menggambarkan materi baru dengan menghubungkannya melalui salah satu aspek pengetahuan yang telah dimilikinya sebelumnya.
  1. Belajar aktif
Siswa menceritakan kembali pengetahuan yang telah didapatnya dengan menggunakan referensi
Dampak pembelajaran melalui model Advance Organizer mengacu pada dua hal yakni dampak langsung dan dampak nurturant. Dampak langsung adalah terbentuknya struktur konseptual dan terjadinya asimilasi bermakna dari informasi atau gagasan baru. Sedangkan dampak nurtrant berupa kebiasaan untuk berfikir tepat dan munculnya perhatian terhadap kebiasaan inquiri.


7 komentar:

  1. dapatkah model ini untuk meningkatkan rasa percaya diri dalam kompetensi presentasi?

    BalasHapus
  2. MAKASIH SANGAT MEMBANTU DALAM MENYELESAIKAN TUGAS KULIAH

    BalasHapus
  3. Ini ada ngak bukunya?
    Kalau ada tolong responyalh!

    BalasHapus
  4. Makasih banget.dah sangat membantu tugas kuliah, kalau buku nya apa ya

    BalasHapus
  5. Casinos in Atlantic City - JtmHub
    Casino. Atlantic City is a favorite among Atlantic City gambling customers because 의정부 출장안마 of its proximity to 계룡 출장마사지 Atlantic City's vibrant and vibrant casinos. With What are the 춘천 출장샵 best 군산 출장마사지 casinos 공주 출장안마 in Atlantic City?Does one have a casino in Atlantic City?

    BalasHapus