Senin, 23 Mei 2011

MODEL PEMBELAJARAN ADVANCE ORGANIZER AUSUBEL


Advance organizer adalah sebuah informasi yang disajikan sebelum pembelajaran yang dapat digunakan oleh peserta didik untuk menyusun dan menafsirkan informasi baru masuk.
Advance organizers juga sangat berguna dalam proses transfer pengetahuan. Karena alasan yang deduktif, siswa dapat menggunakan aturan maka contoh untuk pembelajaran terjadi.
Menurut Ausubel  (1963, 1977), seseorang memperoleh pengetahuan terutama melalui penerimaan bukannya melalui penemuan. Konsep, prinsip, dan ide atau gagasan dipresentasikan  dan diterima oleh seseorang, bukan melalui penemuan. Pandangan ini berbeda dengan Bruner, yang menyatakan bahwa belajar seseorang dilakukan melalui penemuan (discovery learning). Ausubel menekankan bahwa apa yang diketahui sebagai meaningful verbal learning, informasi verbal, ide-ide, dan hubungan diantara ide-ide, terjadi secara bersamaan. Rote mamorization tidak dianggap memiliki makna, karena bahan yang dipelajari melalui belajar cepat ini tidak berkaitan dengan pengetahuan yang sudah ada. Sayangnya, walaupun belajar secara cepat ini tidak efektif  banyak pelajaran masih nampak sedikit mendasarkan padanya. Ausubel juga mengajukan suatu model pengajaran ekspositori (expository teaching) untuk mendorong kebermaknaan ini bukan melalui belajar cepat. Exposition artinya menjelaskan, atau menyajikan fakta-fakta dan ide-ide).
Dalam pendekatan ini, guru menyajikan bahan ajar dalam suatu urutan sekuensial, terorganisasi, dan dalam bentuk menyeluruh, dan siswa menerima bahan yang dapat dipakai dengan cara yang paling efisien.  Semakin bahan itu diorganisasi dan terfokus, seseorang akan semakin belajar sepenuhnya. Ausubel sepakat dengan pandangan Bruner bahwa seseorang belajar melalui organisasi informasi baru dalam bentuk hirarkhis, atau sistem coding  (Woolfolk, 1990).  Ausubel menyebut konsep umum yang berada paling atas dalam sistem tersebut sebagai subsumer karena semua konsep-konsep lain termasuk di dalamnya. Lebih jauh, Ausubel menyatakan bahwa belajar perlu dilakukan secara deduktif, lawan induktif yang rekomendasikan oleh Bruner, yaitu dari umum ke khusus, atau dari kaidah (prinsip) ke contoh-contoh. Metode deduktif ini kadangkala disebut sebagai the rule-eg method (Woolfolk, 1990).
Istilah pengatur awal, advanced organizers,  dikenalkan oleh Ausubel ini untuk menyatakan tingkatan abstraksi yang lebih tinggi yang lebih bersifat inklusif daripada informasi baru yang dipresentasikan. Dalam arti sebenarnya pada saat Ausubel menggunakan istilah itu, advanced organizers ini artinya kesadaran siswa terhadap struktur pengetahuan yang sedang dimilikinya sehingga informasi baru dapat dikaitkan dengan pengetahuan sebelumnya. Advanced organizers diartikan juga sebagai kerangka isi pengait (Degeng, 1989). Saat ini, pengertian advanced organizers mungkin dianggap sebagai alat yang dapat dipakai untuk memberikan suatu bahan pendahuluan (preview) terhadap bahan yang dipelajari agar supaya membantu siswa mengorganisasi, mengingat, dan mengkaitkan dengan pengetahuan sebelumnya terhadap pengetahuan baru yang akan dipelajari. Borich (1988) menyarankan bahwa suatu advanced organizers mengenalkan tingkat perilaku yang paling tinggi  yang dihasilkankan oleh suatu sekuensi pelajaran dan terhadap hasil belajar yang disajikan pada saat itu akan memberikan kontribusi.
  Advanced organizers mencakup bahan pengajaran verbal sederhana, chart, diagram, dan peta semantik. Misalnya, seorang guru yang ingin mengajarkan tentang sejarah Amerika, mula-mula pelajaran dilakukan dengan cara mendiskusikan tentang pemerintahan Roosevelt yang merupakan awal pemerintahan masa lalu. Kelas ini diberikan melalui sebuah peta yang memberikan garis-garis besar unit-unit pembahasan. Untuk mengajarkan hal ini bisa dilakukan dengan peta konsep.
 Jenis advanced organizers yang memiliki aplikasi langsung dalam pembelajaran, the structural organizer, dikembangkan oleh Slater, Graves, & Piche (1985). Dalam suatu kajian yang melibatkan 224 siswa kelas sembilan (setingkat kelas II SMP di Indonesia) dan uraian bagian dalam teks sejarah, mereka menemukan bahwa suatu organizer, yang terdiri atas informasi yang terstruktur pada organisasi bagian teks, ternyata dapat mempermudah pemahaman dan mengingat bahan dalam bagian teks.
Cara penyajian bahan melalui advanced organizers memiliki tiga tahap kegiatan Joyce, & Weil, 1986; Joyce, Weil, & Showers, 1992). Ketiga tahap tersebut adalah sebagai berikut. Pertama, tahap penyajian atau presentasi advanced organizers. Kedua, penyajian atau presentasi tugas-tugas belajar atau bahan-bahan belajar. Ketiga, menguji hubungan bahan belajar terhadap ide-ide yang ada agar dapat menimbulkan suatu proses belajar yang aktif.

Kegiatan-kegiatan tersebut di atas dirancang dengan maksud untuk meningkatkan kejelasan dan kemantapan bahan belajar yang baru sehingga sedikit sekali pengetahuan yang hilang, rancau antara pengetahuan yang satu dengan lainnya, atau tetap membingungkan. Para siswa perlu mengoperasikan pengetahuan pada saat mereka menerimanya dengan cara menghubungkan bahan belajar yang baru itu dengan pengalaman pribadi siswa serta terhadap struktur kognitif yang ada, dan menggunakan pengetahuan secara kritis.

a.Penyajian Advanced Organizers
Tahap pertama, penyajian advanced organizers yang terdiri atas:
1) menjelaskan tujuan pengajaran;
2) menyajikan organizers, yang meliputi
Identifikasi atribut-atribut tertentu,
Memberikan contoh,
Menunjukkan hubungan, dan
Mengulang;
 3) membangkitkan kesadaran pengetahuan dan pengalaman siswa yang relevan.

Penjelasan tujuan pengajaran adalah suatu cara untuk memperoleh perhatian siswa dan memberikan orientasi kepada mereka terhadap tujuan pengajaran, yang keduanya penting artinya untuk mempermudah belajar bermakna. Penjelasan tujuan ini juga penting bagi guru dalam merancang pengajarannya.
Bahan organizers itu bukan sekedar suatu uraian singkat, sederhana; bahan itu merupakan suatu gagasan dan gagasan itu sendiri harus dieksplorasi secara tepat. Bahan organizers itu juga harus dibedakan dengan bahan pendahuluan, yang berguna dalam pelajaran, tetapi hal ini bukan advanced organizers. Bahan organizers itu dibangun atas konsep-konsep pokok dan atau proposisi-proposisi dari suatu topik atau pokok bahasan. Pertama, organizers itu harus dikonstruksi sehingga siswa dapat memahami apa organizers itu sebenarnya, yaitu sebuah gagasan yang berbeda dan lebih bersifat inklusif daripada bahan dalam bahan belajar itu sendiri. Hal yang paling pokok dari organizers itu ialah bahwa organizers tersebut merupakan suatu tingkatan abstraksi dan generalisasi yang lebih tinggi daripada bahan belajar itu sendiri. Tingkatan abstraksi yang lebih tinggi adalah hal yang membedakan organizers dengan ikhtisar pendahuluan.
Kedua, apakah organizers itu ekspositori atau komparatif (Mayer, 1979,1984), hal yang paling esensial dari konsep atau proposisi harus ditunjukkan dan dijelaskan secara cermat. Organizers ekspositori memberikan suatu pengetahuan baru sehingga siswa perlu memahami informasi yang akan datang. Suatu organizers ekspositori merupakan suatu pernyataan yang mengandung konsep subsumer, sebuah definisi suatu konsep umum. Sebaliknya, organizers komparatif  bersifat mengaktifkan, yaitu memunculkan kembali dari ingatan jangka panjang ke memori kerja. Dengan  demikian, guru dan siswa harus mengeksplorasi organizers dan bahan belajar. Bagi guru, hal ini berarti mengungkapkan hal-hal yang paling penting, menjelaskannya, dan memberikan contoh-contoh. Penyajian organizers tidak perlu panjang, tetapi organizers itu harus dimengerti (siswa harus menyadarinya), dipahami secara jelas, dan secara terus menerus dikaitkan dengan bahan yang diorganisasinya.

b.Penyajian Bahan Belajar  

Tahap kedua, penyajian tugas atau bahan belajar yang terdiri atas:
1) menyajikan bahan;
2) mempertahankan perhatian;
3) membuat organisasi secara eksplisit; dan
4) menyusun urutan bahan belajar secara logis.
Penyajian bahan belajar bisa dilakukan dengan cara ceramah, diskusi, film, percobaan, atau membaca. Selama presentasi bahan belajar kepada siswa perlu dibuat secara eksplisit sehingga mereka memiliki suatu pengertian secara keseluruhan tentang tujuan dan dapat melihat urutan logis tentang bahan dan bagaimana organisasi bahan itu berkaitan dengan advanced organizers.

c.Memperkuat Organisasi atau Struktur Kognitif
Tahap ketiga adalah memperkuat organisasi atau struktur kognitif yang terdiri atas: 1) penggunaan prinsip-prinsip penyatuan bahan secara integratif; 2) meningkatkan belajar penerimaan secara aktif; 3) menimbulkan pendekatan yang kritis terhadap bahan; dan 4) menjelaskan.
 Tujuan tahap ini adalah ingin mengendapkan pengetahuan atau bahan baru ke dalam struktur kognitif yang sudah dimiliki siswa atau struktur kognitif yang ada pada siswa. Hal ini dilakukan dengan jalan memperkuat organisasi atau struktur kognitif siswa. Dalam alur pengajaran yang berlangsung secara wajar, beberapa prosedur ini mungkin dikaitkan dengan tahap kedua. Namun demikian, Joyce, Weil, & Showers (1992) ingin menekankan bahwa mengolah kembali bahan baru merupakan suatu tugas pengajaran yang terpisah dengan serangkaian kegiatan dan keterampilan itu sendiri. Ausubel, sebaliknya, mengidentifikasi empat kegiatan, yang meliputi: 1) meningkatkan rekonsiliasi secara integratif; 2) meningkatkan belajar penerimaan secara aktif; 3) menimbulkan pendekatan kritis terhadap bahan yang dipelajari; dan 4) melakukan klarifikasi.
Ada beberapa cara untuk mempermudah pemaduan bahan-bahan baru dengan struktur kognitif yang sudah ada. Untuk mencapai hal tersebut, maka guru dapat: (1) mengingatkan siswa tentang ide-ide (melalui gambar besar); (2) meminta siswa membuat rangkuman dari atribut-atribut yang pokok atau  utama tentang bahan baru; (3) mengulang definisi secara tepat; (4) meminta siswa membuat perbedaan-perbedaan tentang aspek-aspek dari bahan yang diajarkan; dan (5) meminta siswa mendeskripsikan bahan yang diajarkan guna mendukung konsep atau proposisi yang sedang dipakai sebagai organizers.


d.Belajar aktif
Belajar secara aktif dapat ditingkatkan melalui:
(1) meminta siswa untuk menjelaskan bagaimana hubungan antara bahan baru itu dengan organizers;
(2) meminta siswa membuat contoh-contoh lain tentang konsep atau proposisi dalam bahan belajar;
(3) meminta siswa mengemukakan secara verbal esensi bahan, dengan menggunakan kalimat dan kerangka pikirannya sendiri; dan
(4) meminta siswa membahas bahan menurut sudut pandangnya sendiri.

Sebuah pendekatan kritis terhadap pengetahuan ditunjukkan dengan cara menanyakan kepada siswa mereorganisasi asumsi-asumsi atau acuan-acuan yang mungkin dibuat dalam bahan belajar, untuk menentukan dan mengajukan asumsi-asumsi serta membuat kesimpulan, dan untuk memadukan hal-hal yang bertentangan diantara asumsi-asumsi tersebut.
Dalam proses pembelajaran siswa berada dalam posisi proses mental yang aktif dan guru berfungsi mengkondisikan terjadinya pembelajaran. Pembelajaran didefinisikan sebagai pengorganisasian, penciptaan atau pengaturan suatu kondisi lingkungan sebaik-baiknya yang memungkinkan terjadinya belajar pada siswa. Pembelajaran juga diartikan sebagai proses belajar mengajar. Dengan demikian ada dua komponen utama dalam pembelajaran yaitu guru dan siswa yang saling berinteraksi.
Model pembelajaran diartikan sebagai suatu rencana mengajar yang memperlihatkan pada pembelajaran tertentu di kelas. Model pembelajaran sesungguhnya disusun untuk mengarahkan belajar dimana guru membantu siswa untuk memperoleh informasi, ide, ketrampilan, nilai, cara berpikir, dan mengekspresikan dirinya Model-model pembelajaran yang dikemukakn oleh Joyce & weii dalam bukunya Models of Teaching ada 23 model pembelajaran yang digolongkan dalam empat rumpun yaitu :
  1.  
    1. Behavioral Models, yang menekankan pada aspek perubahan perilaku didalam belajar. Dalam kelompok in terdapat moel-model pembeajaran Contingency, Management self control Though Operant Methoda training model, stress reduction dan Assertiveness training.
    2. Social Interaction, yang menekankan pada hubungan individu terhadap masyarakat atau orang lain. Model-model pembelajaran yang termasuk dalam kelompok ini adalah Group inventigation, role Playing , laoboratory training, social simulation dan social inquiry.
    3. Personal Source , yang penekanannya pada perkembangan individu yakni bagaimana individu membangun konsep dan mengorganisasikan realitas yang unik . Dalam kelompok ini terdapat model-model pembelajaran Nondirective Teaching, Synectics, Awarness Training dan classroom meeting model
    4. Informasi processing, yang penekanannya pada berpikir produktif menggunakan ketrampilan intelektual umum yang semuanya berasal dari akademik. Dalam kelompok terhadap model pembelajaran Concept Attainment, inductive thinking, inquiry training, memory model dan Advance Organizer Joyce et al (1971:2)
Dari keempat rumpun model pembelajaran ini hanya rumpun model pemrosesan informasi yang lebih efektif digunakan dalam pembelajaran TIK karena model pemrosesan informasi menekankan bagaimana seseorang berfikir
Model pemrosesan informasi terdiri atas model mengajar yang menjelaskan bagaimana cara individu memberi respon yang datang dari lingkungannya dengan cara mengorganisasikan data, memformulasikan masalah, membentuk konsep dan memecahkan masalah yang menggunakan simbol-simbol. Dengan demikian model pemrosesan informasi sangat tepat dalam pembelajaran TIK karena dalam mempelajari TIK menuntut untuk berfikir agar dapat memahami konsep fakta dan hukum-hukum serta dapat menerapakn konsep itu menghasilkan karya teknologi sederhana yang berkaitan dengan kebutuhan manusia.
Ausubel (dalam Dahar, 1996:117) dalam bukunya yang berjudul Educational Psychology A Cognitive View. mengungkapkan bahwa
“the most important single factor influencing learning is what the learner already knowns. Ascertain this and teach him accordingty.”
Kurang lebih pernyataan di atas berbunyi. Faktor yang paling penting yang mempengaruhi belajar ialah apa yang telah diketahui siswa. Yakinilah ini dan ajarlah ia demikian.. Dengan demikian konsep yang ada dalam struktur kognitif siswa sangat penting keberadaanya agar siswa dapat belajar dengan benar.
David Ausubel memperkenalkan konsep Advance Organizer dalam teorinya Advance Organizer mengarahkan para siswa pada informasi/materi yang akan mereka pelajari dan menolong mereka untuk mengingat kembali informasi yang berhubungan dapat digunakan dalam membantu menanamkan pengetahuan baru. Advance Oraganizer dapat dianggap semacam pertolongan mental dan disajikan sebelum materi baru.
Sebagaimana dikemukakan oleh Dahar (196: 118) bahwa penelitian membuktikan bahwa Advance Organizer meningkatkan pemahaman siswa tentang berbagai macam materi pelajaran dan lebih berguna untuk mengajarkan isi pelajaran yang telah mempunyai struktur kognitif relevan yang ada dalam diri siswa.”
Dari pernyataan di atas dapat diketahui bahwa pembelajaran dengan menggunakan model Advance Organizer dapat meningkatkan konsep siswa untuk berbagai macam konsep pelajaran dan akan lebih berguna jika konsep yang diajarkan oleh guru adalah konsep yang telah ada dalam struktur kognitif yang sesuai dalam diri siswa.
“Progressive differentiation means that the most general ideas of the discipline are presented first, followed by a gradual increase i detail and specificity, integrative reconciliation simply means that new ideas should be conciously related to previously learned content in the other word the sequences of curriculum is organized so that each succesive learning is carrefully related to what has been presented before . If the entire leraning material has been conceptualized and presented according so progressive differentiantion, then integrative reconciliation folllow naturally, thought not without some internt on teacher a part. Gradually, as a result of both principies the disciptime is built into mind of the learner” (joyce et al 1972:81)
Mengacu pada pernyataan diatas. Ide Ausbel tentang materi subjek dan struktur kognitif memilki implementasi yang penting dan langsung untuk prosedur pembelajaran . Dua prinsip diferensiasi progresif dan rekonsiliasi integratif disarankan untuk merancang konsep menjadi bagian yang utuh dari struktur kognitif siswa. Denga diferensiasi progressif gagasan yang paling utama dari konsep dipresentasikan dahulu, kemudian menjadi bagian-bagian yang lebih rinci dan khusus, sedangkan rekonsilasi integratif ide atau gagasan yang baru hendaknya dihubungkan secara sadar dengan struktur kognitif yang relevan yang ada pada siswa. Jika seluruh materi pembelajaran sudah dikonsep dan sudah disajikan menurut Diferensiasi progresif kemudian secara Rekonsiliasi integratif. Maka sebagai hasil dari kedua prinsip tersebut konsep akan terbangun secara utuh kedalam fikiran siswa.
“Advance oranizer are the primary means of strengthening cognitive structure and enhancing retention of new information. Ausubel describes Advance Organizers as introductory material presented ahead of the learning task end or a higher level of abstarction and inclusiveness than the material in the learning task with previously learned material (and also help the learner discriminate the new material from previously learned material) . the most effective organizer are those that use concepts , terms and propositions that are already familiar to the learner, as well as appropriate illustration and analogies.”(joyceet al 1972 : 81-82)
Mengacu pada pernyataan diatas . Advance Organizer mempunyai tujuan memperkuat struktur kognitif dan menambah daya ingat informasi baru. Ausubel menjelaskan Advance Organizer sebagai pengantar materi yang dipresentasikan terlebih dahulu dan berada pada tingkat observasi yang tertinggi , sehingga dapat menjelaskan, mengintegrasikan dan menghubungkan materi baru dengan materi yang telah dimiliki sebelumnya dalam struktur kognitif siswa. Pengorganisasian yang paling efektif adalah dengan menggunakan konsep dan proposisi yang telah dikenal sebelumnya oleh siswa. Pengorganisasian memperlihatkan gambaran dari isi materi yang harus disampaikan berupa konsep, proposisi, generalisasi, prinsip dan hukum-hukum yang terdapat dalam kajian bidang studi. Dengan merujuk pada pernyataan (joyce et al,1972 81-82) maka proses pembelajaran dengan menggunakan model Advance Organizer yang dikembangkan akan berpengaruh terhadap peningkatan pemahaman konsep TIK khusunya pada pokok bahasan penggunaan perangkat lunak pengolah angka.
“ the are two types of Advance Organizers-expository and comparative”
(joyce et al , 1972:82)
Maksud dari pernyataan di atas Advance Organizer terdiri dari dua bentuk yaitu Expository Advantace Organizer dan Cooparative Advance Organizer. Expositori Organizer digunakan jika akan menjalaskan suatu gagasan umum yang memiliki beberapa bagian yang saling berhubungan sebagai contoh jika kita akan menjelaskan tentang pengolahan data pada perangkat lunak pengolah angka maka kita terlebih dahulu diberikan penjelasan tentang bentuk-bentuk data. . Expositori Advance Organizer akan sangat membantu memperluas pemahaman konsep bagi siswa. Sedangkan Comparative Advance Oranizer dirancang untuk mengintereasikan konsep baru dengan konsep lama yang telah dimiliki oleh siswa dalam struktur kognitifnya dengan tujuan mempertajam dan memperluas pemahaman konsep. Sebagai contoh pada pengolahan data konsep perkalian berhubungan dengan konsep pembagian. Jika kita ingin menjelaskan konsep pembagian , melalui pemahaman terhadap perbandingan antara konsep perkalian (konsep lama ) dengan konsep pembagian (konsep baru) maka siswa akan mengintergrasikan konsep baru tersebut. Disini tampat posisi Advance Organizer merupakan suatu strategi untuk menjembatani apa yang telah diketahui oleh siswa dan bagaimana mentransfer pengetahuan yang telah dimilikinya pada situasi yang baru .
Model pembelajaran Advance Organizer menurut Ausubel memiliki tiga fase yaitu presentasi Advance Organizer, Presentasi tugas atau materi pembelajaran dan penguatan struktur kognitif . Dan setiap fase terdiri dari beberapa aktifitas.
  1. Presentasi Advance Organizer
  1. Mempelajari tujuan pembelajaran
Membangun perhatian siswa dan menuntut mereka pada tujuan pembelajaran di mana keduanya merupakan hal penting untuk membantu terciptanya belajar bermakna
  1. Menyajikan Organizer
Konsep utama atau proposisi dari disiplin ilmu atau kajian bidang studi harus dikonstrusikan sedemikian rupa sehingga siswa dapat menangkap gagasan utama.
  1. Menghubungkan Organizer dengan pengetahuan awal siswa.
Menumbuhkan kesadaran siswa tentang pengetahuan dan pengalaman siswa dalam kehidupan sehari-hari yang berhubungan dengan penyajian organizer agar siswa membangun struktur kognnitifnya.
  1. Penyajian tugas atau materi pembelajaran.
  1. Membuat oraganisasi dari materi baru secara eksplisit.
Siswa melakukan eksperimen yang berhubungan dengan materi baru agar siswa menemukan sendiri konsep baru kemudian dihubungkan dengan struktur kognitif siswa sehingga tejadi diskusi antara kelompoknya dan teman-teman sekelasnya.
  1. Membuat pesan logis dari materi yang dipelajari secara eksplisit siswa dapat menguraikan masalah pokok menjadi bagian-bagian yang lebih rinci dan khusus.
  2. Menyajikan materi dan melibatkan siswa dalam aktifitas belajar bermakna.
Siswa mampu menghubungkan pengalaman/ide siswa dengan pengetahuan baru agar pembelajaran lebih bermakna.
  1. Penguatan susunan kognitif
  1. Menghubungkan informasi baru sebagai Advance Organizer
Siswa menggambarkan materi baru dengan menghubungkannya melalui salah satu aspek pengetahuan yang telah dimilikinya sebelumnya.
  1. Belajar aktif
Siswa menceritakan kembali pengetahuan yang telah didapatnya dengan menggunakan referensi
Dampak pembelajaran melalui model Advance Organizer mengacu pada dua hal yakni dampak langsung dan dampak nurturant. Dampak langsung adalah terbentuknya struktur konseptual dan terjadinya asimilasi bermakna dari informasi atau gagasan baru. Sedangkan dampak nurtrant berupa kebiasaan untuk berfikir tepat dan munculnya perhatian terhadap kebiasaan inquiri.


Selasa, 17 Mei 2011

4 Jalur Fermentasi Glukosa


1. Jalur Embden ± Meyerhof-Parnas (EMP) Jalur EMP  terdiri dari beberapa tahap, masing -masing dikatalis oleh enzim tertentu. Jalur tersebut ditandai dengan pembentukan fruktosa disfosfat, dilanjutkan dengan pemecahan fruktosa difosfat menjadi dua molekul gliseraldehida fosfat. Reaksi ini dikatalis oleh enzim aldolase. Kemudian terjadi reaksi dehidrogenasi gliseraldehida fosfat (fosfogliseraldehida) yang merupakan reaksi oksidasi yang menghasilkan energi dalam bentuk ATP. Reaksi ini dikatalis oleh enzimgli seraldehida
fosfat dehidrogenase, hidrogen yang terlepas akan ditangkap oleh
nikotinamida-adenin-dinukleotida (NAD), membentuk NADH2. Proses fermentasi dapat berlangsung terus jika NADH2 dapat dioksidasi kembali pada tahap kedua fermentasi sehingga melepaskan atom hidrogen kembali. Jadi NAD berfungsi sebagai pembawa hidrogen dalam proses fermentasi.
          Energi yang dilepaskan selama oksidasi gliseraldehida fosfat cukup untuk membentuk dua molekul ATP. Karena satu molekul glukosa menghasilkan dua molekul gliseraldehida fosfat, maka seluruhnya dibentuk empat molekul ATP, tetapi karena dua molekul ATP dibutuhkan untuk mengubah glukosa menjadi fruktosa difosfat, hanya tinggal dua molekul ATP yang dapat digunakan untuk pertumbuhan untuk setiap molekul glukosa yang dipecah. Reaksi keseluruhannya adalah sebagai berikut :

Glukosa + 2 (ADP + 2 NAD+ 2 piruvat + 2 ATP + 2 (NADH + H+) + Pi) 






2. JalurEntner - Doudoroff (ED), Dalam jalur Entner Doudoroff (ED) terbentuk suatu intermediat unit yaitu 2-keto-3-deoksi-6-fosfoglukonat (KDFG). Komponen ini akan dipecah oleh aldolase menjadi dua triosavat dan gliseral -dehida-3-fosfat. Komponen yang terakhir ini kemudian dapat masuk ke jalur EMP membentuk molekul piruvat yang melepaskan dua mol ATP dan satu mol NADH + H+. Reaksi seluruhnya dapat dituliskan sebag ai berikua + NADP+ + NAD+ + (ADP + Pi) 2 piruvat + NADPH + H+ +NADH + H+ +
3. Jalur heksosamonofosfat (HMF), Jalur heksosamonosfosfat (HMF) penting dalam metabolisme jasad renik untuk menghasilkan pentosa yang diperlukan untuk sintesa asam nukleat, beberapa asam amino aromatik dan vitamin, serta sebagai sumber NADPH+H+ yang diperlukan untuk reaksi biosintesa. Jalur ini disebut juga siklus pentosa, dimana tidak dihasilkan energi secara langsung, tetapi NADPH+H+ yang dibentuk merupakan sumber energi potensial jika masuk ke dalam sistem transpor elektron. Reaksi
keseluruhan dapat dituliskan sebagai berikut :
Glukosa + 12 NADP+ + ATP 6 CO2 + (NADPH + H+) + ADP + Pi
Enzim yang berperan dalam jalur HMF adalah transaldolase dan
transketolase.
4.Jalur fosfoketolase (FK) hanya terjadi pada grup bakteri yang tergolong laktobasili heterofermentatif. Jalur ini merupakan percabangan dari jalur HMF, karena bakteri ini tidak mempunyai enzim aldolase yang dapat memecah fruktosa 1,6 ± difosfat menjadi dua triose -fosfat dan tidak mempunyai enzim transsaldolase dan transketolase yang penting dalam jalur HMF. Pada jalur ini terlihat bahwa jika asetil ± fosfat diubah menjadi asetat, ikatan energi tinggi akan disimpan dan reaksi keseluruhan menghasilkan dua mol ATP sebagai berikut :
Glukosa + NAD+ + 2 NADP+ + 2 ADP                         + Pi piruvat + asetat + CO2 + NADH+H+ + 2 NADPH + H+ + 2 ATP
Jika asetil ± fosfat diubah menjadi etanol, ikatan ener gi tinggi akan hilang dan hasil keseluruhan adalah satu mol ATP per mol glukosa sebagai berikut :
Glukosa + NAD+ + ADP + Pi piruvat + etanol + CO2 + NADH+H+ + ATP
Bakteri yang tergolongZymo mona s melakukan fermentasi glukosa dan menghasilkan produk akhir seperti khamir yaitu dua molekul etanol dan dua molekul CO2. Tetapi pada bakteri ini asam piruvat kemudian mengalami dekarboksila menjadi asetaldehida, dan direduksi menjadi etanol. Dalam reaksi ini setengah dari jumlah asam piruvat yang dihasilkan berasal dari oksida fosfogliseraldehida yang merupakan satu - satunya reaksi menghasilkan ATP dalam jalur tersebut (Gambar 3). Oleh karena itu jumlah ATP yang dihasilkan adalah setengah dari jumlah ATP yang dihasilkan dalam fermentasi oleh khamir.

Senin, 16 Mei 2011

SISTEM SARAF PADA MANUSIA DAN HEWAN VERTEBRATA


PENDAHULUAN
Sistem saraf memungkinkan tubuh untuk dapat merspons lingkungannya dengan memantau rangsangan sensorik, menginterpretasikan informasi yang diberian oleh indera, dan meyarankan repons yang sesuai. Mekanisme system saraf tersebut kompleks dengan banyak tigkatan pengaturan dan jutaan jaringan yang saling berhubungan. Oleh karena itu, sewaktu mempelajari system yang komplek ini, peru dipahami susunan anatomi system saraf dengan seluruh subdivisi multiplenya.
Sistem saraf mempunyai dua subdivisi anatomi. System saraf tepi mencakup baik saraf krania maupun spinal, serta ganglion yang terkait. System saraf Pusat terdiri dari otak dan medulla spinalis.
Sistem saraf adalah serangkaian organ yang kompleks dan bersambungan serta terdiri terutama dari jaringan saraf.Sistem persarafan merupakan salah satu organ yang berfungsi untuk menyelenggarakan kerjasama yang rapi dalam organisasi dan koordinasi kegiatan tubuh
Fungsi sistem saraf yaitu :
1. Mendeteksi perubahan dan merasakan sensasi
2. Menghantarkan informasi dari satu tempat ke tempat yang lain
3. Mengolah informasi sehingga dapat digunakan  segera atau menyimpannya untuk masa mendatang sehingga menjadi jelas artinya pada pikiran.








PEMBAHASAN
Sistem saraf merupakan sistem koordinasi (pengaturan tubuh) berupa penghantaran impul saraf ke susunan saraf pusat, pemrosesan impul saraf dan perintah untuk memberi anggapan rangsangan. Unit terkecil pelaksanaan kerja sistem saraf adalah sel saraf atau neuron
Neuron
Pada sistem saraf ada bagian-bagian yang disebut :
a. Reseptor : alat untuk menerima rangsang biasanya berupa alat indra
b. Efektor : alat untuk menanggapi rangsang berupa otot dan kelenjar
c. Sel Saraf Sensoris : serabut saraf yang membawa rangsang ke otak
d. Sel saraf Motorik : serabut saraf yang membawa rangsang dari otak
e.  Sel Saraf Konektor : sel saraf motorik atau sel saraf satu dengan sel saraf lain.
Sistem saraf tersusun oleh berjuta-juta sel saraf yang mempunyai bentuk bervariasi. Sistem ini meliputi sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi. Dalam kegiatannya, saraf mempunyai hubungan kerja seperti mata rantai (berurutan) antara reseptor dan efektor. Reseptor adalah satu atau sekelompok sel saraf dan sel lainnya yang berfungsi mengenali rangsangan tertentu yang berasal dari luar atau dari dalam tubuh. Efektor adalah sel atau organ yang menghasilkan tanggapan terhadap rangsangan. Contohnya otot dan kelenjar.
Sistem saraf terdiri dari jutaan sel saraf (neuron). Fungsi sel saraf adalah mengirimkan pesan (impuls) yang berupa rangsang atau tanggapan.
Setiap neuron terdiri dari satu badan sel yang di dalamnya terdapat sitoplasma dan inti sel. Dari badan sel keluar dua macam serabut saraf, yaitu dendrit dan akson (neurit).
Dendrit berfungsi mengirimkan impuls ke badan sel saraf, sedangkan akson berfungsi mengirimkan impuls dari badan sel ke jaringan lain. Akson biasanya sangat panjang. Sebaliknya, dendrit pendek.
Setiap neuron hanya mempunyai satu akson dan minimal satu dendrit. Kedua serabut saraf ini berisi plasma sel. Pada bagian luar akson terdapat lapisan lemak disebut mielin yang merupakan kumpulan sel Schwann yang menempel pada akson. Sel Schwann adalah sel glia yang membentuk selubung lemak di seluruh serabut saraf mielin. Membran plasma sel Schwann disebut neurilemma. Fungsi mielin adalah melindungi akson dan memberi nutrisi. Bagian dari akson yang tidak terbungkus mielin disebut nodus Ranvier, yang berfungsi mempercepat penghantaran impuls. Berdasarkan struktur dan fungsinya, sel saraf dapat dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu :
1). Sel saraf sensori,
2). sel saraf motor, dan
3). sel saraf intermediet (asosiasi).
 (1). Sel saraf sensori
Fungsi sel saraf sensori adalah menghantar impuls dari reseptor ke sistem saraf pusat, yaitu otak (ensefalon) dan sumsum belakang (medula spinalis). Ujung akson dari saraf sensori berhubungan dengan saraf asosiasi (intermediet).
(2). Sel saraf motor
Fungsi sel saraf motor adalah mengirim impuls dari sistem saraf pusat ke otot atau kelenjar yang hasilnya berupa tanggapan tubuh terhadap rangsangan. Badan sel saraf motor berada di sistem saraf pusat. Dendritnya sangat pendek berhubungan dengan akson saraf asosiasi, sedangkan aksonnya dapat sangat panjang.
(3). Sel saraf intermediete
Sel saraf intermediete disebut juga sel saraf asosiasi. Sel ini dapat ditemukan di dalam sistem saraf pusat dan berfungsi menghubungkan sel saraf motor dengan sel saraf sensori atau berhubungan dengan sel saraf lainnya yang ada di dalam sistem saraf pusat. Sel saraf intermediet menerima impuls dari reseptor sensori atau sel saraf asosiasi lainnya.
Kelompok-kelompok serabut saraf, akson dan dendrit bergabung dalam satu selubung dan membentuk urat saraf. Sedangkan badan sel saraf berkumpul membentuk ganglion atau simpul saraf.
Setiap impuls saraf akan berhubungan dengan sistem saraf, yang terdiri dari sistem saraf sadar dan sistem saraf tak sadar atau sistem saraf otonom, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada skema berikut:
Sistim Saraf Tepi
Sistem saraf tepi terdiri dari sistem saraf sadar dan sistem saraf tak sadar (sistem saraf otonom). Sistem saraf sadar mengontrol aktivitas yang kerjanya diatur oleh otak, sedangkan saraf otonom mengontrol aktivitas yang tidak dapat diatur otak antara lain denyut jantung, gerak saluran pencernaan, dan sekresi keringat. Sistem Saraf Tepi (Sistem saraf Perifer) Sistem saraf tepi adalah lanjutan dari neuron yang bertugas membawa impuls saraf menuju ke dan dari sistem saraf pusat.
Berdasarkan cara kerjanya sistem saraf tepi dibedakan menjadi dua yaitu : (1) Sistem saraf sadar ), dan (2) Sistem saraf tak sadar Kemudian berdasarkan sifat kerjanya saraf tak sadar dibedakan menjadi dua yaitu: saraf simpatik dan saraf parasimpatik.
a. Sistem Saraf Sadar
Sistem saraf sadar yaitu sistem saraf yang mengatur segala gerakan yang dilakukan secara sadar atau dibawah koordinasi saraf pusat atau otak. Berdasarkan asalnya sistem saraf sadar dibedakan menjadi dua yaitu: sistem saraf kepala (cranial) dan sistem saraf tulang belakang (spinal), untuk jelasnya dapat dilihat gambar 2 berikut :
Sistem saraf sadar disusun oleh saraf otak (saraf kranial), yaitu saraf-saraf yang keluar dari otak, dan saraf sumsum tulang belakang, yaitu saraf-saraf yang keluar dari sumsum tulang belakang. Saraf otak ada 12 pasang yang terdiri dari:
1. Tiga pasang saraf sensori, yaitu saraf nomor 1, 2, dan 8
2. Lima pasang saraf motor, yaitu saraf nomor 3, 4, 6, 11, dan 12
3. Empat pasang saraf gabungan sensori dan motor, yaitu saraf nomor 5, 7, 9, dan 10.
Saraf otak dikhususkan untuk daerah kepala dan leher, kecuali nervus vagus yang melewati leher ke bawah sampai daerah toraks dan rongga perut. Nervus vagus membentuk bagian saraf otonom. Oleh karena daerah jangkauannya sangat luas maka nervus vagus disebut saraf pengembara dan sekaligus merupakan saraf otak yang paling penting.
Saraf sumsum tulang belakang berjumlah 31 pasang saraf gabungan. Berdasarkan asalnya, saraf sumsum tulang belakang dibedakan atas 8 pasang saraf leher, 12 pasang saraf punggung, 5 pasang saraf pinggang, 5 pasang saraf pinggul, dan satu pasang saraf ekor.
Beberapa urat saraf bersatu membentuk jaringan urat saraf yang disebut pleksus. Ada 3 buah pleksus yaitu sebagai berikut.
a. Pleksus cervicalis merupakan gabungan urat saraf leher yang mempengaruhi bagian leher, bahu, dan diafragma.
b. Pleksus brachialis mempengaruhi bagian tangan.
c. Pleksus Jumbo sakralis yang mempengaruhi bagian pinggul dan kaki.
b. Saraf Otonom
Sistem saraf otonom disusun oleh serabut saraf yang berasal dari otak maupun dari sumsum tulang belakang dan menuju organ yang bersangkutan. Dalam sistem ini terdapat beberapa jalur dan masing-masing jalur membentuk sinapsis yang kompleks dan juga membentuk ganglion. Urat saraf yang terdapat pada pangkal ganglion disebut urat saraf pra ganglion dan yang berada pada ujung ganglion disebut urat saraf post ganglion. Sistem saraf otonom dapat dibagi atas sistem saraf simpatik dan sistem saraf parasimpatik. Perbedaan struktur antara saraf simpatik dan parasimpatik terletak pada posisi ganglion. Saraf simpatik mempunyai ganglion yang terletak di sepanjang tulang belakang menempel pada sumsum tulang belakang sehingga mempunyai urat pra ganglion pendek, sedangkan saraf parasimpatik mempunyai urat pra ganglion yang panjang karena ganglion menempel pada organ yang dibantu.
Fungsi sistem saraf simpatik dan parasimpatik selalu berlawanan (antagonis). Sistem saraf parasimpatik terdiri dari keseluruhan “nervus vagus” bersama cabang-cabangnya ditambah dengan beberapa saraf otak lain dan saraf sumsum sambung. Untuk jelasnya mengenai fungsi saraf otonom baik sistem saraf parasimpatik maupun sistem saraf simpatik dapat dilihat pada tabel 2 berikut.
Tabel 2. Fungsi Saraf Otonom
Sistem Saraf Parasimpatik
Sistem Saraf Simpatik
Mengecilkan pupil
Menstimulasi aliran ludah
Memperlambat denyut jantung
Membesarkan bronkus
Menstimulasi sekresi kelenjar pencernaan
Mengerutkan kantung kemih
Memperbesar pupil
Menghambat aliran ludah
Mempercepat denyut jantung
Mmengecilkan bronkus
Menghambat sekresi kelenjar pencernaan
Menghambat kontraksi kandung kemih


Fungsi Volunter dan Involunter
A.    Komponen Volunter SST adalah saraf somatik, mempersarafi otot rangka
B.     Komponen Involunter adalah saraf otonom, digolongkan bersama di bawah unit fungsional yang juga dikenal sebagai sistem saraf otonom
Jaringan saraf eferen dan aferen terdapat bai di cabang somatik dan otonom SST
a.       Saraf eferen atau motorik membawa impuls saraf dari SSP ke daam tubuh.
b.      Saraf aferen atau sensori memantau masukan sensori dan membawa informasiini dari perifer ke SSP.
saraf-tepi.jpg
Sistim Saraf Pusat
Seluruh aktivitas tubuh manusia dikendalikan oleh sistem saraf pusat. Sistem ini yang mengintegrasikan dan mengolah semua pesan yang masuk untuk membuat keputusan atau perintah yang akan dihantarkan melalui saraf motorik ke otot atau kelenjar. Sistem saraf pusat terdiri dari otak dan sumsum tulang belakang. Otak dilindungi oleh tulang-tulang tengkorak, sedangkan sumsum tulang belakang dilindungi oleh ruas-ruas tulang belakang. Selain itu kedua organ tersebut dilindungi oleh selaput yang terdiri dari jaringan ikat yang disebut meninges. Meninges tersusun atas tiga lapisan yaitu: piameter, arachnoid dan durameter. Piameter, merupakan lapisan paling dalam yang banyak mengandung pembuluh darah. Arachnoid, merupakan lapisan tengah berupa selaput jaring yang lembut. Antara arachnoid dengan piameter terdapat rongga arachnoid yang berisi cairan. Durameter, merupakan lapisan paling luar, yang berupa membran tebal fibrosa yang melapisi dan melekat pada tulang.sistem saraf pusat meliputi otak (ensefalon) dan sumsum tulang belakang (Medula spinalis). Keduanya merupakan organ yang sangat lunak, dengan fungsi yang sangat penting maka perlu perlindungan. Selain tengkorak dan ruas-ruas tulang belakang, otak juga dilindungi 3 lapisan selaput meninges. Bila membran ini terkena infeksi maka akan terjadi radang yang disebut meningitis.
Ketiga lapisan membran meninges dari luar ke dalam adalah sebagai berikut :
1. Durameter; merupakan selaput yang kuat dan bersatu dengan tengkorak.
2. Araknoid; disebut demikian karena bentuknya seperti sarang labah-labah. Di dalamnya terdapat cairan serebrospinalis; semacam cairan limfa yang mengisi sela sela membran araknoid. Fungsi selaput araknoid adalah sebagai bantalan untuk melindungi otak dari bahaya kerusakan mekanik.
3. Piameter. Lapisan ini penuh dengan pembuluh darah dan sangat dekat dengan permukaan otak. Agaknya lapisan ini berfungsi untuk memberi oksigen dan nutrisi serta mengangkut bahan sisa metabolisme.
Otak dan sumsum tulang belakang mempunyai 3 materi esensial yaitu:
1. Badan sel yang membentuk bagian materi kelabu (substansi grissea)
2. Serabut saraf yang membentuk bagian materi putih (substansi alba)
3. Sel-sel neuroglia, yaitu jaringan ikat yang terletak di antara sel-sel saraf di dalam sistem saraf pusat
Sistem Saraf Pusat
Walaupun otak dan sumsum tulang belakang mempunyai materi sama tetapi susunannya berbeda. Pada otak, materi kelabu terletak di bagian luar atau kulitnya (korteks) dan bagian putih terletak di tengah. Pada sumsum tulang belakang bagian tengah berupa materi kelabu berbentuk kupu-kupu, sedangkan bagian korteks berupa materi putih.
1. Otak
Secara garis besar Otak manusia dibagi menjadi tiga bagian yaitu otak depan, otak tengah, dan otak belakang. Pembagian daerah ini tampak nyata hanya selama perkembangan otak pada fase embrio. Untuk jelasnya dapat dilihat pada gambar 4 berikut :
Adapun bagian-bagian dari otak adalah dapat dijelaskan sebagai berikut :
a. Otak Besar
Otak besar mengisi penuh bagian depan dari rongga tengkorak, dan terdiri dari dua belahan (hemifer) besar, yaitu belahan kiri dan belahan kanan,. Setiap belahan mengendalikan bagian tubuh yang berlawanan, yaitu belahan kiri mengatur tubuh bagian kanan, sebaliknya belahan kanan mengatur tubuh bagian kiri. otak besar terdiri atas dua lapisan yaitu lapisan luar (korteks) yang berisi badan neuron dan lapisan dalam yang berisi serabut saraf yaitu dendrit dan neurit. Otak besar terbagi menjadi empat lobus, yaitu lobus frontalis (bagian dahi), lobus parietalis (bagian ubun-ubun), lobus temporalis (bagian pelipis), lobus oksipitalis (bagian belakang kepala).
Otak besar merupakan saraf pusat yang utama karena berperan dalam pengaturan seluruh aktivitas tubuh,yaitu kecerdasan, keinginan, ingatan, kesadaran, kepribadian, daya cipta, daya khayal, pendengaran, pernapasan dan sebagainya. Setiap aktivitas akan dikendalikan oleh bagian yang berbeda, yaitu: Lobus frontalis (daerah dahi), berhubungan dengan kemampuan berpikir. Lobus temporalis (daerah pelipis), dan ubun-ubun mengendalikan kemampuan berbicara dan bahasa. Daerah belakang kepala merupakan pusat penglihatan dan memori tentang apa yang dilihat. Daerah ubun-ubun selain sebagai pusat berbicara juga pusat untuk merasakan dingin, panas, dan rasa sakit. Daerah pelipis selain sebagai pusat bicara juga sebagai pusat pendengaran.
b. Otak tengah (mesencephalon)
Otak tengah manusia berukuran cukup kecil,dan terletak didepan otak kecil. Otak tengah berperan dalam pusat pergerakan mata, misalnya mengangkat kelopak mata, refleks penyempitan pupil mata.
c. Otak belakang
Otak belakang terletak di bawah lobus oksipital serebrum, terdiri atas dua belahan dan permukaannya berlekuk-lekuk. Otak belakang terdiri atas tiga bagian utama yaitu: jembatan Varol (pons Varolli), otak kecil (serebelum), dan sumsum lanjutan (medula oblongata). Ketiga bagian otak belakang ini membentuk batang otak. Jembatan Varol berisi serabut yang menghubungkan lobus kiri dan lobus kanan otak kecil, menghubungkan antara otak kecil dengan korteks otak besar. Otak kecil, terletak di bawah bagian belakang otak belakang, terdiri atas dua belahan yang berliku-liku sangat dalam. Otak kecil berperan sebagai pusat keseimbangan, koordinasi kegiatan otak, koordinasi kerja otot dan rangka. Sumsum lanjutan, medula oblongata membentuk bagian bawah batang otak, berfungsi sebagai pusat pengatur refleks fisiologis, misalnya pernapasan, detak jantung, tekanan darah, suhu tubuh, gerak alat pencernaan, gerak refleks seperti batuk, bersin, dan mata berkedip.
Sumsum tulang belakang terletak di dalam rongga ruas-ruas tulang belakang,yaitu lanjutan dari medula oblongata memanjang sampai tulang punggung tepatnya sampai ruas tulang pinggang kedua (canalis centralis vertebrae).
Sumsum tulang belakang berfungsi sebagai pusat gerak refleks, penghantar impuls sensorik dari kulit atau otot ke otak, dan membawa impuls motorik dari otak ke efektor. Di dalam tulang punggung terdapat sumsum punggung dan cairan serebrospinal.
Pada potongan melintang bentuk sumsum tulang belakang tampak dua bagian yaitu bagian luar berwarna putih sedang bagian dalamnya berwarna abu-abu. Bagian luar berwarna putih karena mengandung dendrit dan akson dan berbentuk seperti tiang, sedangkan bagian dalam berwarna abu-abu berbentuk seperti sayap atau huruf H. Sayap (huruf H), yang mengarah ke perut disebut sayap ventral dan banyak mengandung neuron motorik dengan akson menuju ke efektor. Sedangkan sayap yang mengarah ke punggung disebut sayap dorsal, mengandung badan neuron sensorik.
. Bagian-bagian Alat Indra dan Fungsinya pada Sistem Koordinasi.
Indera berperan sebagai reseptor, yaitu bagian tubuh yang berfungsi sebagai penerima rangsangan. Ada lima macam indera yaitu :
a. Mata, sebagai penerima rangsang cahaya (fotoreseptor).
b. Telinga, sebagai penerima rangsang getaran bunyi (fonoreseptor) dan tempat beradanya indera keseimbangan (statoreseptor).
c. Hidung, sebagai penerima rangsang bau berupa gas (kemoreseptor).
d. Lidah, sebagai penerima rangsang zat yang terlarut (kemoreseptor).
e. Kulit, sebagai penerima rangsang sentuhan (tangoreseptor)
Tiap indera akan berfungsi dengan sempurna apabila :
1. Indera tersebut secara anatomi tidak ada kelainan
2. Bagian untuk penerima rangsang bekerja dengan baik
3. Saraf-saraf yang membawa rangsang dari dan ke otak bekerja dengan baik
4. Pusat pengolahan rangsang di otak bekerja dengan baik.
a. Mata
- Letak mata didalam rongga mata yang dilapisi/beralaskan lapisan lemak.
- Mata merupakan penglihatan untuk menerima rangsang cahaya.
- Bagian mata yang peka terhadap cahaya adalah bagian bintik kuning yang terdapat pada lapisan retina.
- Kita dapat melihat benda setelah rangsang cahaya diterima retina tepat pada bintik kuning, kemudian rangsangan diteruskan oleh urat saraf otak ke pusat penglihatan di otak
Telinga
- Telinga adalah tempat beradanya indera pendengaran yang memiliki saraf pen-dengaran
- Telinga terbagi menjadi tiga bagian yaitu telinga luar, telinga tengah dan telinga dalam.
- Pada bagian rumah siput tersebut terdapat ujung saraf yang berhubungan dengan pusat pendengaran
- Didalam telinga juga terdapat alat keseimbangan yang terletak pada tiga saluran setengah lingkaran.
Kulit
- Kulit berfungsi sebagai indera perasa dan peraba.
- kulit peka terhadap rangsang yang berupa panas, dingin, tekanan, sentuhan dan sakit/nyeri.
Lidah
- Lidah berfungsi sebagai indera pengecap.
- Indera pengecap tersebut terletak pada bagian permukaan atas terbagi menjadi beberapa daerah yang peka terhadap rasa yang berbeda-beda (manis, pahit, asin dan masam).
- Permukaan lidah juga dapat merasakan panas, dingin, kasar, halus dan nyeri.
Hidung
- Hidung berfungsi sebagai indera pembau.
- Ujung-ujung saraf pembau terletak pada selaput lender rongga hidung bagian atas, kerang hidung atas dan permukaan atas kerang hidung yang tengah.
- Pada ujungs araf pembau terdapat selaput lender yang berfungsi sebagai pelembab
- Bau yang busuk pada rongga hidung waktu kita menarik napas ditangkap oleh ujung saraf kemudian dibawa ke pusat pembau di otak sehingga kita dapat menerima rangsang bau.
Diagram alur Sistem Saraf


 


  









Sistem Syaraf Pada Vertebrata
Perbedaan perkembangan otak pada beberapa hewan vertebrate
1. Ikan (pisces)
Ikan merupakan vertebrate yang paling rendah derajatnya dibandingkan vertebrata yang lain. Ikan merupakan hewan yang memerlukan kemampuan bergerak yang memadai untu menghindar dari musuh dan menangkap mangsa. Selain itu ikan dituntut memiliki keseimbangan yang bagus oleh karena itu ikan memiliki perkembangan otak kecil yang lebih baik sebab otak kecil atau serebellum merupakan bagian pengontrol keseimbangan dan pusat pergerakan.
2. Amfibi
Sebagai contoh adalah katak, Pada katak yang paling berkembang adalah penglihatannya oleh karena itu bagian otak secara keseluruhan hanya berbentuk memanjang sebab bagian otak kecilnya tidak begitu berkembang.
3. Reptilia
Bangsa reptile umumnya memiliki daya penciuman yang sangat tajam oleh sebab itu bagian otak yang merupakan pusat penciumannya lebih berkembang dan bentuknya lebih besar dan memanjang kearah depan.
4. Burung (Aves)
Burung merupakan hewan aktif yang banyak melakukan pergerakan serta memiiki keseimbangan yang bagus terutama saat terbang. Beberapa burung juga memiliki ketajaman penglihatan yang bagus. Karena itu pusat koordinasi gerak dan keseimbangan burung berkembang baik hal ini dapat terlihat dari adanya lekukan-lekukan pada otak kecil burung yang menjadikan volume otak kecilnya menjadi lebih besar.
5. Mamalia
Mamalia merupakan vertebarta yang memiliki derajat tertinggi dan hal ini terbukti dari perkembangan otaknyapun dapat jelas terlihat dimana otak kecil dan otak besarnya berkambang dengan baik dan ini jelas sesuai dengan aktifitas-aktifitas yang dilakukan mamalia.